Eter adalah suatu senyawa organik
yang mengandung gugus R—O—R', dengan R dapat berupa alkil
maupun aril. Contoh senyawa
eter yang paling umum adalah pelarut dan anestetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3).
Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini
merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin.
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur-unsur C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan dengan rumus air (HOH), maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari senyawa air.
Eter dapat digilongkan menjadi dua jenis, yaitu eter simetris dan eter asimetris. Kalau dalam rumus umum eter R = R', maka eter tersebut dinamakan eter sederhana atau eter simetrik. Tetapi bila R ≠ R', dinamakan eter campuran atau eter asimetrik. Di samping yang mempunyai gugus alkil (R) terdapat pula eter yang mengandung gugus aril (Ar) yang rumus umumnya dinyatakan dengan Ar-O-Ar' atau Ar-O-'R.
Di antara eter dan alkohol terdapat isomeri gugus fungsi dalam arti keduanya mempunyai rumus molekul yang sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Contoh untuk isomeri fungsi di antara eter dan alkohol ini adalah CH3-O-CH3 dan CH3CH2OH. Perbedaan gugus fungsi tersebut mengakibatkan adanya perbedaan sifat-sifat fisika dan kimia pada eter dan alkohol.
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur-unsur C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan dengan rumus air (HOH), maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari senyawa air.
Eter dapat digilongkan menjadi dua jenis, yaitu eter simetris dan eter asimetris. Kalau dalam rumus umum eter R = R', maka eter tersebut dinamakan eter sederhana atau eter simetrik. Tetapi bila R ≠ R', dinamakan eter campuran atau eter asimetrik. Di samping yang mempunyai gugus alkil (R) terdapat pula eter yang mengandung gugus aril (Ar) yang rumus umumnya dinyatakan dengan Ar-O-Ar' atau Ar-O-'R.
Di antara eter dan alkohol terdapat isomeri gugus fungsi dalam arti keduanya mempunyai rumus molekul yang sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Contoh untuk isomeri fungsi di antara eter dan alkohol ini adalah CH3-O-CH3 dan CH3CH2OH. Perbedaan gugus fungsi tersebut mengakibatkan adanya perbedaan sifat-sifat fisika dan kimia pada eter dan alkohol.
Struktur
dan ikatan
Eter
memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat sekitar 104,5 ° dan jarak C-O sekitar 140
pm. Sawar rotasi ikatan C-O sangatlah rendah. Menurut teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen pada
senyawa eter adalah sp3.
Oksigen
lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga hidrogen yang berada pada posisi
alfa relatif terhadap eter bersifat lebih asam daripada hidrogen senyawa
hidrokarbon. Walau demikian, hidrogen ini kurang asam dibandingkan dengan alfa
hidrogen keton.
Struktur Serupa
Eter tidak boleh disamakan dengan
gugus-gugus sejenis berikut yang mempunyai stuktur serupa - R-O-R.
- Senyawa dengan atom-atom karbon yang bersebelahan dengan oksigen terikat dengan oksigen, nitrogen, atau sulfur:
Sifat-sifat fisika
Molekul-molekul eter tidak dapat berikatan hidrogen dengan sesamanya, sehingga mengakibatkan senyawa eter memiliki titik didih yang relatif rendah dibandingkan dengan alkohol.Eter bersifat sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter adalah 110 derajat, sehingga dipol C-O tidak dapat meniadakan satu sama lainnya. Eter lebih polar daripada alkena, namun tidak sepolar alkohol, ester, ataupun amida. walau demikian, keberadaan dua pasangan elektron menyendiri pada atom oksigen eter, memungkinkan eter berikatan hidrogen dengan molekul air.Eter dapat dipisahkan secara sempurna melalui destilasi.
Eter siklik seperti tetrahidrofuran dan 1,4-dioksana sangat larut dalam air karena atom oksigennya lebih terpapar ikatan hidrogen dibandingkan dengan eter-eter alifatik lainnya.
Beberapa
alkil eter
|
|||||
Eter
|
Struktur
|
Titik
lebur (°C)
|
Titidk
didih (°C)
|
Kelarutan
dalam 1 L H2O
|
Momen
dipol (D)
|
CH3-O-CH3
|
-138,5
|
-23,0
|
70 g
|
1,30
|
|
CH3CH2-O-CH2CH3
|
-116,3
|
34,4
|
69 g
|
1,14
|
|
O(CH2)4
|
-108,4
|
66,0
|
Larut pada semua perbandingan
|
1,74
|
|
O(C2H4)2O
|
11,8
|
101,3
|
Larut pada semua perbandingan
|
0,45
|
Sifat-Sifat Eter
Berbeda dengan senyawa-senyawa
alkohol, eter mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1) Titik didih rendah sehingga mudah
menguap
2) Sulit larut dalam air, karena
kepolarannya rendah
3) Sebagai pelarut yang baik
senyawa-senyawa organik yang tak larut dalam air
4) Mudah terbakar
5) Pada umumnya bersifat racun
6) Bersifat anastetik (membius)
7) Eter sukar bereaksi, kecuali dengan
asam halida kuat (HI dan HBr)
Sintesis
Eter dapat disintesis melalui
beberapa cara:
Dehidrasi alkohol
2 R-OH → R-O-R + H2O
Reaksi ini memerlukan temperatur
yang tinggi (sekitar 125 °C). Reaksi ini dikatalisis oleh asam, biasanya
asam sulfat. Metode ini efektif untukn menghasilkan eter simetris, namun tidak
dapat digunakan untuk menghasilkan eter tak simetris. Dietil eter dihasilkan
dari etanol menggunakan metode ini. Eter siklik dapat pula dihasilkan
menggunakan metode ini.
Sintesis eter Williamson
Eter dapat pula dibuat melalui substitusi nukleofilik alkil halida oleh alkoksida
R-ONa + R'-X → R-O-R' + NaX
Reaksi ini dinamakan Sintesis eter
Williamson. Reaksi ini melibatkan penggunaan alkohol dengan basa kuat, menghasilkan
alkoksida, yang diikuti oleh adisi pada senyawa alifatik terkait yang memiliki gugus lepas (R-X). Gugus lepas
tersebut dapat berupa iodida, bromida, maupun sulfonat.
Metode ini biasanya tidak bekerja dengan baik dengan aril halida (misalnya bromobenzena). Reaksi ini
menghasilkan rendemen reaksi yang tinggi untuk halida primer. Halida sekunder
dan tersier sangat rawan menjalani reaksi eliminasi E2 seketika berpaparan
dengan anion alkoksida yang sangat basa.
Dalam reaksi lainnya yang terkait,
alkil halida menjalani substitusi nukleofilik oleh fenoksida. R-X tidak dapat
digunakan untuk bereaksi dengan alkohol. Namun, fenol dapat digunakan
untuk menggantikan alkohol. Oleh karena fenol bersifat asam, ia dapat bereaksi
dengan basa kuat
seperti natrium hidroksida, membentuk ion fenoksida. Ion
fenoksida ini kemudian mensubstitusi gugus -X pada alkil halida, menghasilkan
eter dengan gugus aril yang melekat padanya melalui mekanisme reaksi SN2.
C6H5OH + OH- → C6H5-O-
+ H2O
C6H5-O- + R-X → C6H5OR
Kondensasi Ullmann
Kondensasi Ullmann mirip dengan metode Williamson, kecuali substratnya adalah aril halida. Reaksi ini umumnya memerlukan katalis, misalnya tembaga.Adisi elektrofilik alkohol ke alkena
Alkohol dapat melakukan reaksi adisi dengan alkena yang diaktivasi secara elektrofilik.
R2C=CR2 +
R-OH → R2CH-C(-O-R)-R2
Katalis asam diperlukan agar reaksi ini dapat berjalan. Biasanya merkuri
trifluoroasetat (Hg(OCOCF3)2) digunakan sebagai katalis.Pembuatan epoksida
Artikel utama untuk bagian
ini adalah: epoksida
Epoksida biasanya dibuat melalui
oksidasi alkena. Eposida yang paling penting dalam industri adalah etilena
oksida, yang dihasilkan melalui oksidasi etilena dengan oksigen. Epoksida
lainnya dapat dihasilkan melalui dua cara:- Melalui oksidasi alkena dengan peroksiasam seperti Asam meta-kloroperoksibenzoat (m-CPBA).
- Melalui substitusi nukleofilik intramolekuler halohidrin.
Beberapa
Reaksi Eter
Eter adalah golongan senyawa organik
yang memiliki rumus umum R-O-R'. Beberapa reaksi dari eter diantaranya adalah:
- Pembakaran
Eter mudah terbakar membentuk gas
karbon dioksida dan uap air.
Contoh:
Contoh:
- Reaksi dengan Logam Aktif
Berbeda dengan alkohol, eter tidak
bereaksi dengan logam natrium (logam aktif).
- Reaksi dengan PCl5
Eter bereaksi dengan PCl5,
tetapi tidak membebaskan HCl.
- Reaksi dengan Hidrogen Halida (HX)
Eter terurai oleh asam halida,
terutama oleh HI. Jika asam halida terbatas:
Jika asam halida berlebihan:
- Membedakan Alkohol dengan Eter
Alkohol dan eter dapat dibedakan
berdasarkan rekasinya dengan logam natrium dan fosforus pentaklorida.
- Alkohol bereaksi dengan logam natrium membebaskan hidrogen, sedangkan eter tidak bereaksi.
- Alkohol bereaksi dengan PCl5 menghasilkan gas HCl, sedangkan eter bereaksi tetapi tidak menghasilkan HCl
Eter siklik yang paling
sederhana.
|
||
Merupakan propelan pada aerosol. Merupakan bahan
bakar alternatif yang potensial untuk mesin
diesel karena mempunyai bilangan cetan sebesar 56-57.
|
||
Merupakan pelarut umum pada suhu rendah
(b.p. 34.6 °C), dan dulunya merupakan zat anestetik.
Digunakan sebagai cairan starter kontak pada mesin diesel.
|
||
Dimetoksimetana (DME)
|
Pelarut pada suhu tinggi (b.p. 85 °C):
|
|
Merupakan eter siklik dan pelarut pada suhu tinggi
(b.p. 101.1 °C).
|
||
Tetrahidrofuran
(THF)
|
Eter siklik, salah satu eter yang bersifat paling
polar yang digunakan sebagai pelarut.
|
|
Anisol (metoksibenzena)
|
Merupakan eter aril dan komponen utama minyak
esensial pada biji adas manis.
|
|
Polieter siklik yang digunakan sebagai katalis transfer fase.
|
||
Polietilen glikol (PEG)
|
Permasalahan : Mengapa alkohol mudah bereaksi dengan logam natrium tetapi eter tidak bereaksi ?
dan Bagaimana mekanisme pembentukan eter ?
Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan di atas..
BalasHapuseter tidak dapat bereaksi dengan logam natrium karena logam natrium itu termasuk logam aktif, sedangkan eter tidak bereaksi dengan logam aktif.
Reaksi pembuatan senyawa eter dapat dilakukan antara lain :
Dehidrasi Alkohol
Eter dapat dibuat dengan cara dehidrasi alkohol primer dengan kondisi temperatur tertentu, karena bila temperatur lebih tinggi maka produk yang utama adalah senyawa alkena. Untuk alkohol sekunder dan tersier harus direaksikan pada temperatur serendah mungkin dengan katalisis asam.
Sintesis Williamson
Proses pembuatan ini merupakan langkah perbaikan untuk menghindari kelemahan proses reaksi dari dehidrasi alkohol. Bahkan proses reaksi ini dapat membentuk senyawa eter yang salah satunya merupaka gugus aril.
saya akan coba menambahkan jawaban dari permasalahan diatas :
BalasHapuseter tidak bisa bereaksi dengan natrium karena natrium termasuk logam aktif.
mekaniisme pembuatan eter :
-Sintesis Eter Williamson
Eter dapat dibuat dengan mereaksikan suatu alkil halida (haloalkana) dengan suatu alkoksida. Alkoksida dapat dibuat dengan mereaksikan suatu alkohol primer dengan suatu basa seperti NaOH. Contoh:
C2H5Br + Na-OC2H5 → NaBr + C2H5-O-C2H5
-Mereaksikan Alkil Halida dengan Perak Iodida
Alkil halida jika direaksikan dengan perak iodida akan menghasilkan eter dan garam perak halida. Contoh:
2 C2H5I + Ag2O → C2H5-O-C2H5 + 2 AgI
-Dehidrasi Alkohol
Bila uap etanol dan alkohol-alkohol primer suhu rendah yang lain dilewatkan di atas suatu alumina pada suhu 250-260° C maka akan terjadi dehidrasi pada alkohol tersebut dan menghasilkan eter.
2 C2H5OH → C2H5-O-C2H5 + H2O
Di laboratorium dan industri, yang lazim digunakan sebagai penarik air adalah H2SO4. Dalam cara ini, rangkaian reaksinya adalah sebagai berikut:
(1) C2H5OH + H2SO4 → C2H5OSO3H + H2O
(2) C2H5OSO3H + C2H5OH → C2H5-O-C2H5 + H2SO4
Asam sulfat yang diperoleh dalam langkah (2) dapat bereaksi kembali dengan etanol seperti yang dituliskan dalam langkah (1). Oleh karena itu cara pembuatan eter seperti ini dinamakan "proses eterifikasi kontinyu".Dalam pembuatan eter dengan cara ini diperlukan suhu yang relatif rendah karena dalam keadaan panas etil hidrogensulfat (C2H5OSO3H) dapat terdekomposisi menjadi etilena dan asam sulfat. Suhu yang diperlukan adalah 120-140° C, dengan katalis Al2(SO4)3. Bila reaksi berlangsung pada suhu ≥145° C, memberikan hasil etilena.
Nama : Aprizal
BalasHapusNIM : A1C112015
Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan anda..
Alcohol dapat bereaksi dengan logam reaktif melepaskan gas hydrogen, sementara eter tidak dapat bereaksi. Contoh logam reaktif adalah Natrium.
Alcohol: 2R - OH + 2Na --> 2R - ONa + H2
Eter: R - O - R’ + Na --> tidak dapat bereaksi
Contoh etanol dan dimetil eter yang saling berisomer fungsi:
2C2H5 - OH etanol + 2Na --> 2C2H5 - ONa + H2
CH3 - O - CH3 dimetil eter + Na --> tidak dapat bereaksi
Gugus fungsi yang kurang reaktif pada eter menyebabkan eter sukar bereaksi/tidak dapat bereaksi dengan logam natrium.
Pembentukan Eter melalui Dehidrasi Alkohol
Umumnya eter dibuat dari dehidrasi alkohol. Dietil eter dapat dibuat melalui pemanasan etanol dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 140°C hingga reaksi dehidrasi sempurna.
Pembuatan eter dari alkohol CH3CH2OH + HOCH2CH3⎯H2SO4→ CH3CH2–O–CH2CH3 + H2O
Semoga membantu..